Fastabiqul Khairat ditengah Pandemi

 Bismillahirrahmanirrahim

Hai i'm Back, InsyaAllah Blog ini akan aktif lagi mulai saat ini, berbagi manfaat lewat tulisan, untuk membuat para pembaca sekalian terkesan. Stay safe everyone...

Jadi segala sesuatu yang terjadi, baik/buruk, berdampak atau tidak, berkaitan atau tidaknya, itu disebut sebagai sesuatu yang kita kenal dengan takdir atau istilah nya adalah ketetapan Allah SWT yang telah Allah SWT tetapkan untuk terjadi pada waktu atau kurun waktu tertentu, kemudian disetiap ketetapan atau takdir itulah Allah SWT memberikann kebebasan kepada hambanya untuk memilih apakah mau belajar dan mau mengambil pelajaran dari pristiwa tersebut, Namun perlu diketahui pada Ayat berikut.

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

Arti:  “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (Ali Imran :190)

Nah jadi dari ayat ini jelas Allah menekankan bahwa orang orang yang berakal adalah orang orang yang mau berfikir dan merenungi berbagai ketetapan dari Allah apapun itu, baik penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, musibah, wabah, keberhasilan, pencapaian, untuk dijadikan pelajaran dan diambil hikmah dari setiap ketetapan yang datang tersebut.

Begitu pula halnya pada pristiwa besar abad ke 20 ini yang ternyata Allah tetapkan kita semua berada di tengah pristiwa Wabah Pandemi Covid 19 ini. Jika kita korelasikan pristiwa ini dengan Ali Imran : 190, tentu kita sebagai hamba Allah yang berakal harus bisa mengambil pelajaran atau ibrah dari pristiwa Pandemi ini dengan begitu barulah kita bisa dikatakan sebagai hamba Allah yang berakal.

Sungguh banyak ibrah yang bisa kita ambil dari pristiwa ini, salah satunya adalah tanpa kita sadari bahwasanya selama ini, manusia masih tidak terlalu peduli dengan yang Namanya Kebersihan, atau bahkan sejatinya seorang muslim yang bahkan tidak terlalu peduli dengan yang namanya Thaharah atau bersuci, padahal perkara bersuci atau menjaga kebersihan ini adalah asas seorang muslim, maka dari itu dengan adanya wabah ini hikmah yang Allah berikan adalah agar para manusia khususnya kaum muslimin seharusnya bisa lebih sadar lagi dengan yang Namanya kebersihan dan bersuci.

Nah itu salah satu pelajaran yang bisa kita ambil, dari pristiwa besar ini, sungguh masih sangat banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa ini, jika kita mau merenungi apa yang telah Allah takdirkan dengan lebih cermat dan intens, maka disini bisa kita ambil satu kesimpulan bahwa semakin berakal seorang manusia yaitu dia yang mendapat pelajaran sebanyak banyaknya bahkan dari kejadian yang kecil sekalipun.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari pristiwa seperti ini adalah bagaimana kita menyikapi diri kita ditengah pandemi ini, yang mana tentu pandemic sangatlah berdampak bagi siapapun, perlu kita ketahui kian hari pandemic ini terus memakan korban dan terus memberikan dampak yang lebih luas lagi dihari esoknya, maka dari itu bagaimana sikap kita dan menempatkan diri kita di tengah pristiwa ini adalah penting, apakah kita menjadi pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri saja atau sebaliknya, pristiwa ini dan bahkan setiap musibah yang terjadi sering kita lihat banyak sekali orang orang baik bermunculan, yang kemudian tidak segan segan untuk memberikan Sebagian harta dan nikmat yang ia miliki untuk juga dirasakan kepada orang lain, dan sebaliknya di kala pristiwa dan musibah seperti ini juga ada orang orang yang terkadang menyikapi keadaan seperti ini dengan diri yang selalu merasa kurang dan mungkin hanya memikirkan diri sendiri.

Nah jadi teman teman, kembali kepada diri kita, dan bagaimana kita menempatkan diri kita, itu tergantung sikap kita dalam menghadapi keadaan ini, apakah mau menjadi orang baik, atau kah sebaliknya itu kembali kepada diri kita masing masing, karena sikap kita di keadaan seperti inilah itu yang menjadi Indikator Kualitas diri kita.
Maka dari itu didalam tulisan ini, melalui blog ini penulis mengajak para pembaca dan teman teman sekalian, untuk mari bermanfaat bagi sesama agar kita bisa menjadi manusia manusia terbaik dihadapan Allah SWT. Sesuai sabda dari Nabi SAW bahwa :

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami' no:3289)

Nah walaupun kita ditengah pandemi, dan ditengah musibah apapun kita tidak boleh membatasi diri kita untuk tidak bisa berbagi manfaat kepada orang lain, walaupun kita sedang susah bukan berarti Fastabiqul Khairat(berlomba lomba dalam kebaikan) tidak bisa kita lakukan. Karena,

Dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, Nabi SAW pernah ditanya tentang sedekah yang paling afdhol dan beliau menjawab, ”Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR Nasai)

Berbagi manfaat itu bisa dilakukan dengan banyak hal kok, bisa bersedekah dengan senyuman, membantu menyiapkan sahur dan ifthar, bersedekah ifthar kepada tetangga, memberikan sembako, membantu orang lain yang kesulitan dan banyak lagi, walaupun teman teman juga sedang #dirumahaja bisa juga dengan sedekah online, atau memberikan semangat kepada orang lain melalui media online, dan banyak lagi, nah momentum ini adalah momentum yang Allah sediakan ladang seluas luasnya buat kita untuk menanam amal dan pahala kita serta mengejar cintanya Allah SWT.


 

Penulis ingin bercerita sedikit pengalaman Fastabiqul Khairat di tengah Pandemi versi penulis, ditengah bulan Suci Ramadhan kemarin penulis bekerja sama dengan serikat pekerja suatu perusahaan melakukan Gerakan berbagi sembako kepada para Asatidz wilayah Balikpapan yang terdampak, salah satunya adalah Ustad Uray yang akrab penulis panggil yaitu Bang Uray, beliau adalah Ustadz yang menaungi banyak remaja di Balikpapan, terutama dari kalangan SMK/SMA, beliau adalah seorang yang masyaAllah sangat penulis kagumi karena kecerdasan dan kecakapan dalam berbicara,beliau telah penulis kenal sejak penulis masih duduk di bangku SMK, penulis bertemu dengan beliau ketika beliau mengisi kajian di SMK penulis ketika itu, salah satu yang membuat penulis terkesan dengannya adalah ketika beliau memberikan kajian tentang problematika remaja, ketika itu beliau membahas tentang problematika remaja jaman sekarang, dan satu perkataan beliau yang selalu teringat hingga sekarang adalah "surgamu itu dibawah telapak kaki ibumu, atau pada kesenangan mu wahai para pemuda", Kalimat itu yang membuat penulis terkesan hingga sekarang, yang tentu kalimat itu juga memberikan banyak pelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih berkualitas lagi.


pada hari yang lain menjelang Idul Fitri, tepatnya pada saat malam takbiran, Fastabiqul Khairat yang penulis lakukan adalah membantu memasang tarhib Idul Fitri, sedikit cerita sebenarnya tarhib tersebut telah dipersiapkan bahkan sebelum Ramadhan datang, namun ternyata Qodarullah tarhib tersebut tidak jadi digunakan karena Pandemi ini, semoga Allah segera mencabut Pandemi ini dengan kasih sayangnya, aamiin.

nah ini cerita Fastabiqul Khairat di tengah Pandemi versi ku, Versi kalian apa, tulis di Comment ya...

Maka AYO BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN ya teman teman… semoga Allah selalu jaga kita semua, dan selalu menaungi kita dengan Rahmat, Berkah dan kemuliaan dari-Nya AAMIIN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meluruskan Sejarah Peradaban Islam di Indonesia dan Kalimantan Timur

Catatan Awal Kuliah